KEGIATAN
NONTON FILM

Kami menyeleksi dan memutar film-film yang bisa menantang pikiran, menggugah perasaan, dan memancing obrolan. Setiap film selalu kami tayangkan dengan seizin distributor, komunitas, dan pembuat film, maupun lembaga budaya yang mengarsipkannya.
Dalam menyeleksi film, terkadang kami bekerjasama dengan komunitas maupun lembaga lain. Dalam memutarnya, kami selalu bekerjasama dengan ruang pemutaran lain. Satu program Alteraksi biasanya berisi tiga-empat film panjang, diputar tiga hari berturut-turut dalam lima-enam kali waktu tayang, baik pada hari kerja maupun akhir pekan.
Berdasarkan film-film itu, kami merancang kegiatan interaktifnya. Film mana saja yang lebih cocok disambung dengan berbagai kegiatan interaktif kami—yang bisa Dialog, Tukar Pandang, Lontar Suara, atau yang sama sekali baru. Satu film bisa menginspirasi banyak kegiatan. Setiap film pasti disambung dengan kegiatan yang berbeda.
+ LONTAR SUARA

Setiap film dapat memancing ide maupun perspektif baru—yang bisa dipicu oleh sebuah pertanyaan. Dalam Lontar Suara, satu pertanyaan kejutan, yang diciptakan khusus berdasarkan film yang diputar, menanti penonton sesudah pemutaran. Penonton akan menuliskan jawabannya pada kartu yang kami bagikan lalu membacakannya kepada penonton lain. Setelah kami mendokumentasikannya, penonton dapat pulang membawa kartu itu sebagai kenang-kenangan.
​
Melalui Lontar Suara, penonton bisa merefleksikan film dan kenyataan yang digambarkannya dengan kehidupan masing-masing, bahkan menjadikan jawabannya sebagai aksi di kemudian hari. Terkadang, penonton bisa terkejut dengan jawaban mereka sendiri.
+ DIALOG

Melalui Dialog, diskusi film sehabis pemutaran dapat diperkaya. Bukan soal bagaimana film dibuat tapi soal apa yang dibicarakan dan relevansinya dengan konteks hidup kita. Dialog mengundang berbagai narasumber, dari praktisi, akademisi, sampai individu yang kompeten mengenai isu yang diangkat film. Dalam bincang-bincang santai, narasumber dan penonton akan saling melengkapi wawasan satu sama lain.
+ TUKAR PANDANG

Sesudah pemutaran, Tukar Pandang akan mengajak penonton terlibat dalam permainan tentang “hidup dalam film” dan “hidup setelah film”. Dalam beberapa sesi yang dijalin rangkaian pertanyaan, seorang fasilitator akan mengajak penonton untuk berkumpul, berkenalan, menyimak, bersuara, berdebat, dan bertukar pandangan.
Memadukan metode fasilitasi dan upaya mengkontekstualkan film, proses dalam Tukar Pandang akan membuat penonton pulang membawa beragam perspektif. Bukan cuma tentang relasi kita dengan hidup yang digambarkan dalam film, tapi juga tentang keragaman yang niscaya memperkaya kita dalam melihat dan menyelami kemeriahan hidup.
+ DINDING SUARA

Tanpa fasilitator, interaksi tetap bisa terjadi dan aspirasi tetap bisa ditampung. Itulah peran Dinding Suara. Melalui satu atau beberapa pertanyaan yang relevan dengan topik suatu program pemutaran film, Dinding Suara mengundang siapa saja untuk melontarkan harapan, penyesalan, maupun unek-unek yang mungkin selama ini diabaikan untuk disampaikan kepada semua orang.